Hematopoesis berlangsung
mulai massa embrio (intra uterin/pre natal) dan berlangsung
terus sampai individu
berada diluar kandungan (ekstra uterin/post natal).
Pertama kali
hematopoesis terjadi di Yolk-sac,
kemudian di hepar dan limpa,
thymus, sumsum tulangi
Stadium
yolk-sac :
- dimulai
dari embrio berumur
2 minggu dan berlangsung
hingga 10 minggu
Sel
darah yang terbentuk
masih primitive à makrosit dan
berinti disebut hemoglobin
embrio / hemoglobin gower.
Hematopoesis hati :
-
terjadi kerena terjadi
migrasi dari stem sel
menuju ke hati.
Terutama menghasilkan
eritrosit. Seri granulosit dan
megakariosit hanya sedikit
Hemoglobin yang
terbentuk Haemoglobine foetus
à Hb F
Ukuran eritrosit
lebih besar dari
ukuran eritrosit lainnya
dalam darah anak
Terjadi setelah
10 minggu sampai
4 bulan
Hepatopoesis
lympa :
Terjadi setelah
ada migrasi stem
sel dari hati
Seperti dalam
hati, hematopoesis dalam lympa menghasilkan terutama
eritrosit
Eritrosit dengan
HbF
Mulai
terjadi ditengah hematopoesis hati
berlangsung sampai janin akan
lahir
Hematopoesis sumsum
tulang :
Terjadi setelah
ada migrasi stem
sel dari hati, dan
hamper bersamaan dengan
hematopoesis lympa
Terjadi seumur
hidup
Hematopoesis seperti
pada orang dewasa
Hemoglobin yang
terbentuk haemoglobine A à
HbA
Pada masa
kanak-2 terjadi pada
semua sumsum tulang
Pada masa
dewasa terjadi pada
ujung-2 tulang panjang
dan pipih
Pada anak
tulang sukar mengadakan
kompensasi disbanding dewasa, karena untuk
Kompensasi diperlukan
pembesaran ruang sumsum
dan ini pada
anak belum terjadi,
oleh sebab itu
anak lebih mudah
menderita enemia disbanding
dewasa.
Hematopoesis thymus
:
Terjadi setelah
terjadi migrasi stem
sel dari hati
Sel yang
terbentuk penting dalam
pembentukan system imunitas
tubuh
Faktor-2 yang
berperan dalam hematopoesis
Asam amino à
bahan dasar protein
dan polipeptida,kekurangan AA menyebabkan
penurunan
Eritropoesis à
anemia
Vitamin à B 12 à menyebabkan anemia
dan pansitopenia
B 6 / riboflavin
C à berperan dalam
metabolism asam folat
dan penyerapan zat
besi
Asam folat
à menyebabkan
anemia sampai pansitopenia
karena terjadi gangguan
sintesa DNA
Mineral à
ferrum/besi (ferri/Fe +3) àmenyebabkan anemia
Cuprum/tembaga àmetabolisme besi
terganggu à
anemia
Cobalt àunsur
pembentuk vit.B12 à
peranan sebagai “ trace element”
Hormon à hormon androgen à
merangsang eritropoesis terutama
pada terapi anemia
aplastika
Hormon testosterone
Hormon thyroid
à proses
hematopoesis
Hormon estrogen
à dalam
jumlah tinggi dapat
menekan eritropoesis
Bahan-2 perangsang
à eritropoitin
yang berasal dari ginjal
atau diluar ginjal
ERITROPOESIS
Sel darah
merah/eritrosit/red blood cell(RBC)
Perkembangan eritrosit :
steam cell à
pronormoblast à
normoblast à
retikulosit à
eritrosit
Hemoglobin tersusun
oleh Heme (zat besi)
dan globin (suatu
protein)
IDENTIFIKASI SEL
Retikulosit :
Ukuran hamper
sama dengan SDM dewasa
Sitoplasma tercat
merah muda sampai merah
muda keabu-2an, berisi reticulum
Basofilik yang
halus yang berasal
dari RNA
Eritrosit :
Diameter antara
6,7 - 7,7 mu
Sitoplasma tercat
merah jambu, dengan pengecatan
romanowsky memberi reaksi
Eosinophilic,menebal bagian
tepi dan menipis
pada tengahà central pallor
Central pallor
terbentuk karena bentuk
SDM bikonkaf
Tidak berinti
UMUR &
DESTRUKSI SDM
Usia eritrosit
berkisar 100-120 hari,
jumlah sel eritrosit
relatif tetap, banyaknya
eritrosit yang terbentuk
hamper sama dengan yang
dihancurkan. eritrosit yang tua
ditarik dari peredaran
darah dengan jalan
di pagositosis oleh sel retikulo endothelial di sinusoid pada
lien. Pada saat
SDM kehilangan inti, mitokondria dan
ribosom maka sel ini
telah kehilangan kemampuannya
untuk mengadakan sintesa
protein.
Destruksi eritrosit
bias melalui 5 mekanisme, yaitu :
Fragmentasi
Osmotic lisis
Eritrophagositosis
Complement-inducad cytolysis
Denaturasi hemoglobin.
Penyakit akibat gangguan eritropoesis:
Anemia.
Anemia adalah
suatu keadaan dimana
terjadi penurunan kadar
hemoglobin, nilai hematokrit dan
jumlah eritrosit dari
nilai normal.
Gejala
klinik anemia :
Kulit à - pucat
oleh karena vasokontriksi vasa dikulit dan
menurunnya Hb
Pada bibir, mukosa
mulut, konjungtiva, telinga, telapak tangan, kuku
Elastisitas kulit
berkurang
Kuku à
suram,rapuh dan cekung
(spoon nail/koilonikhia)
Ulcera/tukak yang
kronis
Dermatitis à biasa
terjadi pada anemia
gizi
System respiratorik
Sesak nafas
Dyspnoe,
palpitasi, tachycardia, payah
jantung kongestif
Bising
jantung à
aliran cepat, massa jenis
kecil,viskositas berkurang
System neuromuscular
Nyeri kepala, pusing, kunang-2, lebih peka
terhadap dingin, kurang
konsentrasi
Tidak tenang/gelisah, lemah otot,
mudah lelah, irritable
System urogenetal
Gangguan haid,
menorragi pada wanita
Lain-2
Demam ringan
Perubahan pada
limponodi, hati, lympa
sesuai dengan penyebab
anemianya.
Klasifikasi anemia :
Anemia mikrositik
hipokromik, iron deficiency
Intake yang
tidak adequate
Kelainan absorbsi
Achlorhidria
, gastric resection
Chronic diarrhea
Hambatan absorbs
besi
Kebutuhan
besi meningkat
Kehamilan
Masa pertumbuhan
Pembentukan SDM
Kehilangan Fe berlebihan
Perdarahan à
akut atau chronis
Hemosiderin loss à
anemia diserosis
Gangguan penggunan
besi
Anemia sideroblastik
à heriditir,
acquired
Thallasemia
Anemia karena
penyakit kronis,
Gagal ginjal
Infeksi cacing
Anemia karena
penyakit akut
Dengue fever / DHF
Transferin deficiency
Anemia makrositik
normokromik
Defisiensi vit. B12
Anemia perniciosa
Malabsorbsi à gastric resection, Ca. gaster,
Penggunaan yang
berlebihan à
infeksi, kelainan flora usus, kehamilan
Kurangnya persediaan
àkwashiorkor
Defisiensi asam folat
Gangguan absorbs
Penggunaan yang
berlebihan à
kehamilan, leukemia akut
Penggunaan obat
yang bersifat folic
acid antagonist
Penyakit tertentu
Beberapa penyakit
hati
Hypothyroidisme
Obat anti metabolic dan
anti konvulsi
Anemia normositik
normokromik
Kehilangan darah
akut à
kecelakaan,
Anemia hemolitik
Kelainan intrinsic
eritrosit à
kel. Morfologi SDM,def. enzyme
Kelainan ekstrinsik
eritrosit à
Acquired isoimmune
hemolytic anemia
Acquired autoimmune
hemolytic anemia
Infeksi bacteri, virus, parasit
Hipersplenisme
Drug and
toxine
Physical agent à burns
Anemia megaloblastik / makrositik megaloblastik
Anemia ini
akibat kekurangan asam
folat.
Defisiensi asam folat
terjadi karena :
Kesalahan diet à
peminum
alcohol,
makanan yang
tidak adequateàdimasak berlebihan
dalam temperature yang tinggi
dan berulang-2
malabsorbsi à
gangguan GIT
partial gastrectomy
kebutuhan meningkat
à
kehamilan dan
menyusui
bayi premature
anemia hemolitik, inflamasi kronis pada rheumatoid arthritis, TB, malignancy
obat folic
acid antagonist à pada
pengobatan neoplasma, misalnya
leukemia
aminopterin
(asam-4 amino folat)
ametopterin
(asam-4 amino, 10 methil folat / metotrexate)
anticonvulsant
(diphenylhidantoin)
anti malaria
Anemia perniciosa
Anemia yang
terjadi karena tubuh
kekurangan vit. B 12
Sebab-2 kekurangan
vit. B 12 :
kesalahan dietà
vegetarian
gangguan absorbsi
à gastrectomy, gangguan factor
intrinsic
infeksi diphylobotrium latum
obat paraamino
salisil (PAS)à
neomicyn, colchicin, metformin
Anemia hemolitik
Anemia yang disebabkan suatu
keadaan dimana umur
eritrosit lebih pendek
dari normal
Sebab-2
anemia hemolitik :
factor intrinsic
à
stromatophaty
enzymophati
hemoglobinophati
: Hb S (cycle cell anemia) , Thallasemia
factor ekstrinsik
à
non-immune
agent physic à suhu, kerja fisik, radiasi sinar
radio aktif
agent chemis à racun ular, laba-2
obat-2 an à over dosage
infeksi malaria, bartonnela
penyakit sistemik à
hipertensi, hipernatremia
hipersplenisme
immune
hemolytic anemia
reaksi hemolitik
pada transfusi darah
erytroblastosis foetalis
obat-2an
infeksi
penyakit sistemik
Sistem
pengolongan darah
Penggolongan berdasarkan
Dr. Karl Lansteniner à
ABO
Gol. Darah antigen pada
SDM/aglutinogen
antibody pada plasma/aglutinin
A
A anti B /
betta
B B anti A/
alpha
O O (kosong/nol) anti
A & anti
B
AB
AB
-
Tafsiran hasil
pada pemeriksaan golongn an
darah :
Anti A anti B gol. Darah
Reaksi (-)
(-) O
(+)
(-) A
(-)
(+) B
(+)
(+) AB
Transfusi darah
Transfuse darah
pada dasarnya adalah semacam
transplantasi yaitu pemindahan
alat yang masih
hidup dari seseorang
kepada yang lain.
Tujuan transfuse
darah :
mengembalikan kebutuhan
darah secara cepat
menambah salah
satu elemen yang
kurang didalam darah
mengembalikan volume
darah total
menambah volume
cairan darah
indikasi pemberian
transfusi :
darah lengkap à
kehilangan darah
mendadak dengan shock
hipovolemik
shock karena
sepsis
dialisa ginjal
packed
cell à
anemia dimana
Hb < 5mmol/L
decompensatio cordis
darah miskin
akan leukosit à
penderita yang
berhubungan dengan transplantasi
penderita demam
akibat transfuse
konsentrasi trombosit
à
penderita trombositopenia
Donor darah.
Donor yang
baik memenuhi criteria
:
orang dewasa
berusia 18 – 60 tahun, berbadan sehat (Hb > 12 mg%)
tidak menderita
penyakit gawat menular à
TB, icterus, Hepatitis, HIV
dapat memberikan
4 x dalam setahun untuk
pria, 2 x dalam setahun untuk
wanita
Penyimpanan darah / blood
storage :
Pada dasarnya
ada 2 faktor dominan
didalam blood storage :
preservasi darah / pengawetan à
pemberian koagulan, Na-sitrat
3,4% - 3,8%, heparin
temperature / suhu
à 2 – 4
derajad celcius
Akibat penyimpanan
darah :
banyak eritrosit
yang tidak tahan
hidup dalam 24 jam
pada saat
disimpan kadar ATP
menurun à
sumber energy
trombosit dan
leukosit kehilangan fungsinya
factor pembekuan
darah F V dan F VIII hilang keaktifannya.
Bahaya /
resiko transfuse darah :
karena factor
darahnya sendiri
reaksi
hemolitik à
penghancuran eritrosit dengan
Hb uria dan icterus
Ketidak
sesuaian gol. Darah
Pemberian pada rhesus
yang berbeda
Over transfuse
Emboli udara
Intoksikasi sitrat
Thrombophlebitis
Febris
Tertular penyakit à
lues, malaria, hepatitis, HIV
Factor resipien
Reaksi allergi
Transfuse pada
auto immune haemolytic
anemia (AIHA)
0 Response to "HEMATOPOESIS"
Post a Comment