HEMOSTASIS

HEMOSTASIS

Hemastasis  atau  mekanisme  hemostasis  adalah  suatu  mekanisme  yang  memainkan peran  agar  darah  tetap  ada  didalam  pembuluh  darah.
Mekanisme  yang  termasuk  dalam  hemostasis mencakup  kegiatan  yang  saling  berkaitan  dari  :
Pembuluh  darah
Trombosit
Factor  koagulasi 
Factor  fibrinolitik
Tujuannnya  untuk  mempertahankan  dan  memperbaiki  integritas  pembuluh  darah  dengan  hasil  akhir  berhentinya  perdarahan.
Sistem  pertahanan  tubuh  ada  4  sistem  à
Mekanisme  hemostasis  à  untuk  menjaga  jangan  sampai  terjadi  kehilangan  darah  setelah  trauma
Sistem  fibrinolitik  à  sistem  yang  berusaha  agar  tidak  terjadi  thrombosis
Sistem  kalikrein  ( = kinin )  à  sistem  ini  menyediakan  komponen lekotaktik  dan  vaso  aktif
Sistem  komplemen  à  sistem  ini  berperan  dalam  penanggulangan  infeksi  pada  penyakit  imun,  yaitu  dengan menyediakan  zat-2  vasoaktif, khemotaktik  dan  membantu  proses  fagositosis  dan  proses  lisis.
Mekanisme  hemostasis  à  ada  3  komponen  yang  berperan  dalam  terlaksananya  hemostasis,  yaitu  :
Pembuluh  darah
Sistem  pembuluh  darah  terdiri  dari  arteri, vena, dan  sistem  mikrosirkulasi.
Arteri  :  dindingnya  berotot  dan  kenyal, hanya  trauma  yang  berat  atau  kelainan  vaskuler  yang dapat  menyebabkan  arteri  pecah
Vena   :  dindingnya  lebih  tipis  dan  kurang  kenyal,   maka  tergantung  pada  ukuran  dan  lokasinya, vena  dapat  pecah  oleh  karena  trauma  biasa
Sistem  mikrosirkuler  :  terdiri  dari  arteriole, kapiler  dan  venule.  Dinding  tipis  tekanan  rendah  dan  aliran  darah  yang lambat  melalui  pembuluh  ini  menyababkan  terjadinya  pertukaran  gas  antara  plasma   dan  cairan  ekstravaskuler.
             Proses  hemostasis  yang  terjadi  pada  pembuluh  darah  apabila  ada  trauma / injury  dari  luar       
Sehingga  timbul  suatu  discontinuited  jaringan  dan  terputusnya  peredaran  darah  kecil.respon 
Pertama  2 – 5 detik  dilakukan  oleh  pembuluh  darah  kapiler, venule atau  arteriole terjadi    vaso-Kontriksi.  Vosokonstriksi  terjadi akibat  pelepasan  factor  dari  trombosit  yaitu  tromboxane A2. Dan  serotonin, dan  akibatnya  peredaran  darah  diperlambat.
Trombosit
Setelah  terjadi  vasokonstriksi  dan  ekstravasasi  pembuluh  darah  maka  darah  dapat  keluar.
Pada  waktu   darah  mengalir  melalui  lubang  pembuluh  darah  yang  luka, maka  trombosit  akan
Menempel  pada membran  basalis  pembuluh  darah  yang  terluka  dan  pada  serabut  kolagen  jaringan  ikat  perivaskuler. Proses  ini  diduga  terjadi  karena  afinitas  trombosit  terhadap  serabut-2
Kolagen  dan  dipengaruhi  oleh  protein  dalam  darah  yang  kita kenal  dengan  nama  “ von  willebrand  factor “ proses  ini  disebut  adhesi.
Oleh  pengaruh ADP  yang  dibebaskan  dari  jaringan  dan  eritrosit, maka  trombosit  yang  telah  melekat  pada luka  tadi  akan  menarik  trombosit-2  yang  masih  ada  dalam  darah.  Trombosit  akan  mengalami  pembengkakan,degranulasi, mensekresi  bahan-2  yang dikandung  dan  membentuk  pseudopodia  yang  mengeratkan  kontak  antar  trombosit, sehingga  akhirnya  tidak  hanya  antar   trombosit  saling  menempel, tetapi  terjadilah  “agregad  trombosit”  proses  ini  dikenal  sebagai “agregasi”   dimana  hasil  akhirnya  sumbat  trombosit / hemostatic  plug.
Agregasi  trombosit  memenuhi  2  fungsi  yaitu  :
Menutup  pembuluh  darah  yang  pecah  dengan  membentuk  sumbat  trombosit
Melepaskan  beberapa  zat  endogen  yang  dapat  merangsang  dimulainya  proses  koagulasi  darah.
Keseluruhan  proses  diatas  berlangsung  3 – 10  detik.  Untuk  membantu  proses  hemostasis, trombosit  jumlahnya  harus  cukup  dan  berfungsi  baik.
Koagulasi  darah.
Paling  sedikit  terdapat  10  faktor  koagulasi  dalam  plasma  yang  saling  berhubungan  dalam  pembentukan  bekuan  darah. Kekurangan  salah  satu factor  atau  beberapa factor  dapat  menghasilkan  reaksi  hemostatis  yang  tidak  normal.  Meningkatnya  konsentrasi  beberapa  factor  koagulasi  dapat  terjadi  pada  keadaan-2 tertentu, peningkatan  ini  disertai  perubahan  kecepatan  aliran  darah  yang  dapat  menimbulkan  pembentukan  thrombus.
Proses  ini  berlangsung  1 – 3 menit.
Bila  proses  diatas  terganggu  akan  menyebabkan  terjadinya  perdarahan  yang  berlangsung  lama  bila  terjadi  luka. Oleh  sebab  itu  untuk  memperoleh  reaksi  normal  terhadap  trauma  maka  :
Anatomi  sistem  pembuluh  darah  harus  sehat
Trombosit  harus terdapat  dalam  jumlah  yang  cukup  dan  berfungsi  dengan  baik
Factor-2  koagulasi  darah  harus  tersedia  dalam  konsentrasi  yang  normal.

Fibrinolisis
Pada  keadaan  fisiologis, integritas  pembuluh  darah  dipertahankan  dengan  adanya hemostatic plug, yang  terdiri  dari  jala-2  fibrin  berisi  sel-2  darah.  Thrombus  dibentuk  sebagai  akibat  kerusakan  pembul uh  darah. Proses  melarutnya  trombone  secara  fisiologis  disebut  trombolisis  atau  fibrinolisis. Fibrinolisis  dijalankan  oleh  sistem  fibrinolitik, sistem  ini  terdapat  dalam  plasma, terdiri  dari  à  precussor  tidak  aktif, activator, dan  inhibitor.
Sistem  fibrinolitik  mempunyai  2  fungsi  :
Pembatasan  pembentukan  fibrin  pada  daerah  luka
Pencairan  bekuan  melalui  penghancuran  fibrin
Apabila  sistem  pembekuan  darah  dan  sistem  fibrinolitik  dalam  keadaan  seimbang, maka suatu  reaksi  normal  terhadap  luka  terjadi, yaitu  fibrin  terbentuk  kemudian  jaringan  diperbaiki  dan  akhirnya  fibrin  dihancurkan. Pada  respon  normal  ini  proses  pembentukan  dan  pencairan  fibrin  terjadi  secara  rerempak, dimana pencairannya  lebih  lambat  daripada  pembentukannya. Pada  saat  pembentukan  fibrin, precursor  yang  tidak  aktif  dari  sistem fibrinolitik/ profibrinolisis/plasminogen  ikut  serta  dalam  pembentukan  bekuan  darah.
Secara  alamiah  activator  yang  terdapat  dalam  darah  dan  endothelium  pembuluh  darah  akan  berdifusi  melalui  bekuan  yang terbentuk  dan  merubah  profibrinolisin/plasminogen  menjadi  enzyme aktif  yaitu  fibrinolisin/ plasmin. Plasmin  ini  akan  mencairkan  bekuan  secara  perlahan-lahan. Penghancuran  fibrin  ini  akan  menghasilkan  fibrin  degradation  product / FDP  yang  akan  dibebaskan  kedalam  peredaran  darah  untuk  dikeluarkan. Karena  adanya  proses  proteolisis  maka  fibrinogen  akan  dipecah  menjadi  fragmen X, Y, D, E
Fragmen  X  mempunyai  daya  membeku, sedangkan  fragmen  Y, D, E  tidak  dapat  membeku.
Fragmen  X,Y  akan  menghambat  proses  hemostasis   sedangkan  fragmen  D,E  akan  menghambat  faal  trombosit.

Apabila  fibrinolisis  meningkat  secara  patologis  maka  disamping  fibrin  dan  fibrinogen  juga  factor V, VIII, XIII  dapat  menjadi  substrat  dari  plasmin  dan  dapat  dipecah  oleh  plasmin  secara  in vivo  hal  ini  terjadi  pada disseminated  intravasculair  coagulation / DIC 

0 Response to "HEMOSTASIS"

Post a Comment