PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT

 Menghitung Jumlah Leukocyts

Menghitung jumlah leukosit pada prinsipnya sama saja dengan cara menghitung jumlah sel darah merah (eritrosit) hanya saja yang  digunakan pipet dan kamar hitung yang berbeda, jika tadi pada saat menghitung sel-sel darah merah dengan kamar hitung yang memiliki skala yang kecil dengan jumlah 40 kamar akan tetapi sekarang menghitung dalam kamar hitung yang berukuran besar dengan jumlah 25 kamar.
Dalam praktikum kemarin jumlah leukosit kelompok kami adalah 21.000 butir. Pencarian sel leukosit lebih mudah dikarenakan bentuk selnya lebih besar dari sel eritrosit, selain itu sel leukosit juga tidak menggumpal.

Kesimpulan

Dari uraian diatas saya dapat menyimpulkan bahwa :
Kendala yang pertama dialami adalah sulitnya mencari kotak – kotak  Haemocytometer. Hampir setengah jam kelompok kami mencari kotak – kotak Haemocytometer dengan bantuan mikroskop.
Perbedaan yang sangat jauh antara hasil percobaan dengan literatur bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah:
Kondisi alat percobaan yang kurang optimal
Akurasi pengliahatan praktikan yang terbatas sehingga banyak sel yang tidak terlihat atau terlewat dari pandangan.
Kurangnya konsentrasi praktikan saat perhitungan
Apabila darah terlalu lama didiamkan maka akan terjadi penggumpalan sehingga menyebabkan bercak – bercak hitam ketika dilakukan penglihatan melalui mikroskop. Disarankan agar sebelum mengambil darah, dicari dahulu kotak – kotak Haemocytometer
Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah eritrosit dan leukosit adalah “ Haemocytometer “.
Jumlah eritrosit ( 9.540.000 butir ) dalam darah lebih banyak daripada jumlah leukosit ( 21.000 butir )
itung leukosit menyatakan jumlah sel-sel leukosit perliter darah (System International Units = SI unit) atau per satu mmk darah. Nilai normalnya 4000 - 11000 / mmk.Untuk penerapan hitung leukosit ada dua metode, manual dan elektronik. Pada umumnya metode elektronik belum digunakan secara umum, mungkin baru di laboratorium besar, sehingga cara manual masih memegang peranan penting. Metode elektronik tidak dibicarakan.

 Dasar

Darah diencerkan dengan larutan asam lemah, yang menyebabkan sel-sel erotrosit hemolisis serta darah menjadi encer, sehingga sel-sel leukosit mudah dihitung.
Pembahasan :
                 Transudat adalah akumulasi cairan akibat proses non inklamati didalam rongga pleura , transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan keseimbangan cairan badan ( tekanan osmosis koloid ), statis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik  , kerusakan endotel, dll
                  Fungsi dari transudat spesifik adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya gangguan sirkulasi dengan kongerti pasif dan oedema
Kesimpulan : jumlah leukosit didalam transudat adalah 226/mm3 transudat 
Hemoglobin mengandung protein globin yang berkaitan dengan hem ( senyawa besi protein ), mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah mengandung Hb antara 7,8 – 12,2 mM/l atau 12,6 – 18,4 gr/dl, tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.

Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen yang terikat pada atom ferro ( Fe 2+ ) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin ( HbO2 ) sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin ( HbCO ) jika Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih kuat disbanding ikatan Hb dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan sehingga besi teroksidasi ( Fe3+ ) membentuk methemoglobin ( Met Hb atau Hb ( Fe3+ ). Hb dalam bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa derivate hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada pengenceran terlihat berwarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang ( carmine tint ) sedang deoksihemoglobin ( Hb ) berwarna kecoklatan.

Cara cyanmethemoglobin
Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbensi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin yang dipakai untuk mengubah hemoglobin, oxyhemoglobin, methemoglobin, dan karboxymoglobin menjadi cyanmethemoglobin, sedang sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin teridri atas natrium bikarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aqudest 100 ml. (Dian Rakyat, 2006)
Kesalahan dalam pemeriksaan Hb

Hemolisis darah.

Obat dapat meningkatkan dan menurunkan kadar hemoglobin.
Mengambil darah dari lengan yang terpasang cairan invus dapat mengencerkan sampel darah.
Membiarkan turniket terpasang terlebih dahulu lebih dari satu menit akan menyebakan hemokosentrasi.
Tinggal di daratan tinggi dapat menyebakan peningkatan kadar hemoglobin.
Penurunan asupan cairan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb. (Kee.L.j, 2007)
Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemoglobin, antara lain sebagai berikut :
Reagen
Reagen adalah bahan pereaksi yang harus selalu baik kualitasnya mulai dari saat penerimaan, semua reagen yang dibeli harus harus diperhatikan nomor lisensi kadaluarsanya, keutuhan wadah atau botol atau cara transportasinya.
Metode
Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang mengikuti perkembangan metode pemeriksaan dengan pertimbangan kemampuan laboratorium tersebut dan biaya pemeriksaannya. Petugas laboratorium harus senantiasa bekerja dan mengacu pada metode yang digunakan.
Bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan meliputi ; cara pengambilan specimen, pengiriman specimen, penyimpanan specimen, dan persiapan sampel.
Lingkungan
Dalam hal ini dapat berupa ; keadaan ruang kerja, cahaya, suhu kamar, kebisingan, luas dan tata ruang
Tenaga labratorium.
Dalam hal ini yang diharapkan adalah petugas laboratorium harus mengusai alat dan teknik dibidang laboratorium
Sampel
Kekeruhan dalam suatu sampel darah dapat mengganggu dalam fotokolorimeter dan menghasilkan absorbensi dan kadar Hb yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat disbabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia, dan adanya globulin abnormal seperti pada macro iobulinemia. (Dian Rakyat, 2006)

Susunan darah diambil untuk pemeriksaan bisa saja berubah salah satu tindakan waktu mengambil darah itu. Sebagai seorang analis kesehatan sebelum melakuan suatu pemeriksaan maka perlu memperhatikan kesalahan-selahan yang mungkin biasa terjadi seperti disebut dibawah ini
Mengambil darah dari tempat yang menyatakan adanya gangguan peredaran seperti pucat
Tusukan kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar
Kulit yang diusuk masih basah alcohol
Tetesan darah pertama dipakai untuk pemeriksaan
Terjadi bekuan dalam tetesan darah karena terlalu lambat bekerja
Sumber keselahan dalam memperoleh darah
Menggunakan semprit dan jarum yang basah
Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras
Terjadi bekuan dalam semprit karena lambatnya bekerja
Terjadi bekuan dalam botol oxalate karena tidak dicampur semestinya dengan oxalate kering atau antikoagulan.
Tinjaun tentang pemeriksaan hemoglobin
Ada beberapa metode untuk mengukur hemoglobin dan kebanyakan dari mereka sekarang yang dilakukan oleh mesin yang dirancang untuk melakukan beberapa tes darah. In these machines, the red blood cells are broken down to get the hemoglobin into a solution. Dalam mesin ini, sel-sel darah merah dipecah untuk mendapatkan hemoglobin menjadi sebuah solusi. The free hemoglobin is exposed to some specific chemicals that contain cyanide which binds tightly with the hemoglobin molecule to form cyanmethemoglobin. Hemoglobin bebas terkena bahan kimia tertentu yang mengandung sianida yang mengikat erat dengan molekul hemoglobin untuk membentuk cyanmethemoglobin. By shining a light through the solution and measuring how much light is absorbed, the amount of hemoglobin can be determined. Dengan menyorotkan cahaya melalui solusi dan mengukur seberapa banyak cahaya yang diserap, jumlah hemoglobin dapat ditentukan.
Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan dilaboratorim adalah yang berdasarkan kolorimetrik visual cara sahli dan fotoelektrik cyanmethemoglobin.
Cara cyanmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan ntuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar cyanmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketlitian yang dapat dicapai ± 2%.
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian hasil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin.
Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar antara 13,6 -- 19,6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 -- 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 -- 14,8 g/dl. Pada pria dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 -- 16 g/dl sedangkan pada wanita dewasa antara 12 - 14 g/dl. 
Hemoglobin adalah zat yang berwarna merah pada sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh.
Darah adalah suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah
Metode cyanmethemoglobin adalah suatu metode pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menambahkan ion sianida untuk menghasilkan produksi mencapai keadaan serupa.
Pembahasan
Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh ; penurunan jumlah sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta kadar sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai dengan kadar hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia difisiensi zat besi (mikrositik). (Joyce, 2008).
Pemeriksaan kadar hemoglobin sangat penting dilakukan dalam menegakan diagnosa dari suatu penyakit, sebab jumlah kadar hemoglobin dalam setiap sel darah akan menentukan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.
Pemeriksaan hemoglobin terdiri atas beberapa metode ; Metode Sahli. Metode Kuprisulfat, Metode Tallsquit, dan Metode Cyanmethemoglobin,, dari keempat macam metode di atas yang paling populer atau banyak digunakan adalah metode cyanmethemoglobin, karena praktis atau mudah dikerjakan serta ketelitiannya lebih baik dai pada tiga metode diatas.
Dengan mengabaikan masa inkubasi dikawatirkan bisa mendapatkan hasil yang tidak sesuai dikarenakan proses pemeriksaan terlalu singkat mengakibatkan eritrositnya belum dilisiskan maka hasil yang dikeluarkan oleh alat tersebut sangat tinggi. Sesuai prosedur kerja Hb, setelah sampel dicampur dengan reagen drabskin, kemudian diinkubasi selama 5 menit dan baca pada fotometer 5010, hal ini diselenggarakan agar eritrosit dalam darah lisis terlebih dahulu kemudian akan bereaksi dengan kalium cianida membentuk cyanmethemoglobin, namun sering kita jumpai di laboratorium petugas sering mengabaikan masa inkubasi, misalnya dalam pemeriksaan Hb yang seharusnya masa inkubasi 5 menit terkadang tampa diinkubasi sampel pemeriksaan Hb langsung dibaca hingga mengeluarkan hasil yang tidak akurat.
Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 9 Juni 2010 perbandingan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit , terdapat perbedaan namun perbedaan tersebut tidaklah bermakna, dikarenakan nilai perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin 2 menit dan 5 menit hanya mencapai 0 – 0,3 g/dl, namun setelah dilakukan uji statistic dipatkan hasil perbedaan tidak bermakna pada perbadingan pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin. Hal ini tentunya tidak sesuai teori yang telah ada sebelumnya, ini terjadi dikarena pengaruh jumlah sampel yang diteliti oleh peneliti tidak sebayak dengan jumlah sampel yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Maka pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin dianjurkan harus diinkubasi 5 menit sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 
Sumber kesalahan yang mungkin terjadi dalam hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin adalah satatis vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari seharusnya, sebaliknya kontaminasi cairan jaringan menyebabkan kadar hemoglobin rendah dari seharusnya, begitu juga dengan pemakaian antikoagulan yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, terjadi bekuan darah, darah yang lipemik dapat menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari pada seharusnya, adanya leukositas berat menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari pada seharusnya, penggunaan reagen yang sudah tidak baik atau kadaluarsa, volume pemipetan yang kurang tepat, darah kurang atau lebih dari 20 µl maupun saat pemipetan reagen drabskin kurang atau lebih dari 5,0 ml, masa inkubasi yang berkurang menyebabkan eritrosit belum lisis hingga tidak bereaksi sempurana dengan kalium sianida menyebabkan kadar hemoglobin tinggi dari pada seharusnya, penggunaan fotometer 5010 yang kurang baik misalnya panjang gelombang yang tidak tepat.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan hasil kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin pada pasien di RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa, maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna dimana t hitung (1,95618) < t tabel (2,145) pada batas kepercayaan 95% (α = 0,05).
Saran
Disarankan pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit metode cyanmethemoglobin bisa digunakan jika hasil pemeriksaan harus segera dikeluarkan dan jika tidak terburu-buru baiknya diinkubasi sampai 5 menit untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.





0 Response to "PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT "

Post a Comment